4 Mitos dan Fakta Tentang Autisme yang Perlu Orang Tua Pahami
Ciooa.com - Autisme atau dalam istilah medis kerap disebut Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah suatu gangguan perkembangan otak yang sangat kompleks yang terkait dengan keterbelakangan mental.
Autisme pada anak memiliki pola tertentu pada setiap anak yang artinya gejala autisme menyebabkan dampak berbeda-beda.
Umumnya, autisme pada anak membuat mereka sulit terlibat dalam interaksi sosial, terhambatnya kemampuan berkomunikasi verbal dan nonverbal, kurangnya empati dan emosi timbal balik, serta perilaku mempertahankan rutinitas dengan cara yang berlebihan.
Autisme pada anak disebabkan oleh beberapa hal. Penyebab utama terkait dengan faktor mutasi gen yang tidak wajar dan kelainan neurologis di otak, meliputi ketidakseimbangan biokimia, kelainan kromosom, faktor genetik, dan gangguan kekebalan. \
Kasus autisme pada anak lain juga terkait dengan infeksi virus selama kehamilan, misal virus rubella, dan juga disebabkan oleh suatu gangguan enzim bersifat genetis bernama fenilketonuria.
Pembaca pasti memahami bahwa anak autis kerap dikaitkan dengan rendahnya kemampuan dan hasil belajar, tetapi tidak jarang anak autisme yang memiliki kecerdasan atau bakat superior di domain tertentu, misal musik, melukis, atau kinestetik (atlet). Autisme pada anak juga tidak terlepas dari berbagai mitos yang berkembang dalam masyarakat sehingga menimbulkan pandangan tertentu terhadap penderitanya. Apa saja mitos tersebut? Berikut pembahasannya.
1. Mitos: Autisme pada Anak Membuat Mereka Tidak Peduli pada Sekitar
Fakta: Gangguan autis memang menyebabkan anak atau orang dewasa kurang memiliki empati dan respons emosi timbal balik. Namun, sebenarnya mereka sering menunjukkan perhatian yang sangat kuat pada orang di sekitar mereka. Namun, penderita autis tidak mampu menunjukkan emosi tersebut secara konvensional, spontan, atau cenderung pelan-pelan. Memberi dan menerima kasih sayang dari anak dengan autisme membutuhkan pengertian mengenai konsep dan cara anak dalam melakukan perilaku afeksi tersebut.
2. Mitos: Autisme pada Anak Membuat Mereka Tidak akan Mampu Memiliki Keterampilan Sosial
Fakta: Penderita autis dapat mengembangkan keterampilan sosial keseharian selayaknya orang tanpa autis, walaupun dalam periode pengajaran yang memakan waktu lebih lama. Dukungan dari lingkungan sekitar, khususnya keluarga diperlukan di sini. Penderita harus diberikan pelatihan dan bimbingan khusus dalam mempelajari dunia sekitar. Peran psikolog atau kelompok pendukung (group support) juga disarankan.
3. Mitos: Autisme pada Anak Tidak akan Diikuti oleh Gangguan Lain
Fakta: Terdapat beberapa bukti bahwa gangguan autisme juga diikuti oleh gangguan atau penyakit lain, misalnya down syndrome, cerebral palsy, kebutaan, ketulian, dan gangguan kognitif. Oleh karena itu, deteksi sejak dini autisme pada anak sangat diperlukan agar tidak ada dampak berkelanjutan yang muncul. Selain itu, jangan isolasi anak autis dari lingkungannya. Biarkan teman-temannya mengetahui kondisi sang anak, kemudian Abi dan Ummi atau pendidik dapat memberikan pengertian pada teman-temannya agar tidak memperlakukan sang anak dengan negatif.
4. Mitos: Autisme pada Anak Menyebabkan Mereka Tidak akan Meraih Kesuksesan sebagai Anggota Masyarakat
Fakta: Banyak orang dengan autisme mengalami kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari dan pekerjaannya, bahkan memberikan kontribusi dalam masyarakat. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dibutuhkan pelatihan, bimbingan, dan pendidikan khusus sejak dini untuk penderita autis agar mereka mampu berkembang dan bersahabat dengan autisme itu sendiri, serta tidak merasa dikucilkan.
Nah, dari penjelasan di atas, jika pembaca memiliki anak dengan autisme atau tinggal dekat dengan keluarga yang memiliki anak autis, selalulah berpikir positif dengan memberikan dukungan moral dan psikis.
Autisme pada anak pada dasarnya tidak membuat mereka benar-benar terbelakang. Memang mereka akan mengalami kesulitan belajar, tetapi dengan pendidikan yang diberikan secara simultan dan penuh kesabaran, terdapat kemungkinan besar anak dapat menguasai materi pelajaran yang sulit.
Pemahaman orang tua adalah hal terpenting karena pembaca yang paling memahami kapasitas anak.
SumberEditor:Gilang
0 Response to "4 Mitos dan Fakta Tentang Autisme yang Perlu Orang Tua Pahami"
Post a Comment