Ayat Alqur'an dan Hadits yang Menjelaskan Tentang Pentingnya Akhlak Bagi Umat Muslim

pengertian akhlak dalam islam


Ciooa.com - Islam adalah agama yang sempurna. Agama islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhannya. Akan tetapi Islam juga mengatur segala aspek kehidupan manusia termasuk diantaranya yaitu akhlak.

Akhlak merupakan aturan dalam Islam yang mengatur hubungan sesama manusia. Dengan adanya akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam diharapkan manusia dapat menjalin hubungan sesama manusia dengan baik. Apabila hubungan yang baik sesama manusia dapat terwujud maka kehidupan akan terasa begitu damai, tentram, aman dan nyaman

Akhlak secara bahasa adalah budi pekerti. Akhlak yang diajarkan dalam Islam disebut akhlaq al-karimah yang berarti budi pekerti yang mulia atau baik. Dalam Islam seseorang dituntut untuk memiliki budi pekerti yang baik. Budi pekerti yang baik begitu penting dalam agama ini. Tanpa memiliki budi pekerti yang baik maka seseorang akan bertingkah semaunya.

Ayat Alquran Tentang Akhlak

Adapun akhlak terbaik yang di jadikan panutan dalam Islam adalah beliau Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Allah subhan ahu wata’ala berfirman :

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-ahzab : 21)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa panutan terbaik dalam berbudi pekerti adalah Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam. Beliau adalah orang dengan budi pekerti terbaik. Allah telah menganugrahkan beliau budi pekerti yang paling agung. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S Al-qolam : 4)

Hadist Tentang Akhlak

Para sahabatpun menyaksikan sendiri bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang berakhlak mulia. Beliau selalu berbudi pekerti yang baik pada siapapun. Beliau juga tidak pernah memerintahkan untuk berbuat keji pada siapapun. Bahkan beliau senantia memerintahkan untuk memiliki akhlak yang mulia. Didalam hadits disebutkan:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما قال: لَم يَكنْ النَّبيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشَاً وَلَا مُتَفَحِشَاً وَكَانَ يقولُ: خِيَارُكُم أَحَاسِنُكمْ أَخْلاقَاً

Dari Abdullah bin Umar radliyallahu ‘anhuma mengatakan : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang memerintahkan perbuatan keji, dan beliau pernah bersabda, (Sebaik-baiknya diantara kamu adalah yang terbaik akhlaknya.)” (H.R Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Menurut persaksian ‘Aisyah beliau adalah orang yang berakhlak dalam memilih. Beliau lebih suka memilih perkara yang mudah dibandingkan yang sulit. Ketika dihadapkan pada dua perkara maka beliau akan memilih yang termudah. Beliau tidak pernah memilih perkara yang merupakan perbuatan dosa. Apabila perkara tersebut merupakan perbuatan dosa maka beliau adalah orang yang paling menjauh dari perkara tersebut. Beliau juga tidak pernah menyesali dirinya sendiri. Namun beliau sangat menyesal apabila larangan Allah dilanggar. Bahkan beliau akan marah karena Allah subhanahu wa ta’ala apabila ada yang melanggar larangan Allah. Dalam suatu riwayat disebutkan :

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَين إِلَّا اختَارَ أَيْسَرهُمَا مَا لَمْ يَكُن إِثْمًا، فإِذا كَان إِثْمًا كَان أَبْعَد النَّاسِ مِنْهُ ومَا انتَقَمَ رسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنِفسِهِ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَك حُرمَةُ اللَّهِ تَعالى فينتَقِم للهِ عَزَّ وجل بها

“Seandainya Rasulullah disuruh memilih diantara dua perkara, maka beliau memilih yang lebih mudah bagi keduanya selama perkara itu bukan perbuatan dosa. Apabila perkara itu adalah perbuatan dosa, maka Rasulullah lebih dahulu dari orang yang menjauhkannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menyesali diri sendiri kecuali jika larangan Allah dilanggar, maka beliau akan marah dengan hal tersebut karena Allah ‘azza wa jalla.” (HR. Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Namun Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tidak hanya menjadikan dirinya saja yang berakhlak mulia. Beliau juga diutus agar manusia meniru akhlaknya. Allah mengutus beliau untuk menyempurnakan akhlak seluruh umat manusia. Yang mana hal ini termasuk hikmah diutusnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam kepada seluruh umat manusia. Dalam hadits disebutkan :

عن أبي هريرة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى الله عليه وسلم قال: إنَّمَا بُعَثتُ لأتَمَّمَ صَالِحِي الأخلاق

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Hadits tersebut juga memberikan pengertian bahwa akhlak sudah diajarkan sebelum diutusnya Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam. Namun, akhlak yang diajarkan sebelum beliau belum begitu sempurna. Maka akhlak yang sudah ada sebelumnya disempurnakan dengan diutusnya beliau menjadi Nabi dan Rasul.

Beliau telah mengajarkan banyak sekali akhlak yang terbaik kepada umatnya. Akan tetapi tidak semua manusia dapat menerapkan akhlak yang telah dicontohkan beliau. Hal ini dikarenakan Allah tidak membagi akhlak sama rata kepada setiap manusia. Allah membagikan akhlak kepada setiap manusia sebagaimana membagikan rezeki. Ada yang kaya dan ada pula yang miskin. Begitu pula akhlak. Ada diantara manusia yang berakhlak baik ada pula yang berakhlak buruk. Dalam suatu perkataan sahabat disebutkan:

عن عبد الله رضي الله عنه قَالَ: إنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَسَمَ بَينَكُم أَخلاقَكُم كَما قسمَ بَيْنَكُم أَرزَاقَكُم، وإنَّ اللَّهَ تَعالى يُعطِي المَالَ مَن أَحَبَ ومَن لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الإيمانَ إِلَّا مَن يُحِبُ، فَمَن ضَنَّ بالمَالِ أنْ يُنْفِقَهُ، وخَافَ العَدوَّ أنْ يُجَاهِدَهُ، وهَابَ الليلَ أنْ يُكَابِدَهُ، فَليُكْثِر مِن قَول: لَا إِلهَ إِلا اللَّهُ، وسُبْحَانَ اللَّهِ، والحَمدُ لله، والله أَكْبَرُ

Dari Abdullah radliyallahu ‘anhu berkata :“Sesugguhnya Allah membagi akhlak diantara kalian sebagaimana Allah membagi rezeki diantara kalian dan sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi rezeki kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai. Allah juga tidak memberikan iman kecuali kepada orang yang dicintai. Barang siapa yang menjaga hartanya, takut diperangi musuh dan takut menderita karena (angin) malam, maka hendaknya memperbanyak ucapan Laa Ilaha Illallahu (tiada Tuhan kecuali Allah), Subhanallah (Maha Suci Allah), Al Hamdulillah (Segala puji bagi Allah), dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar).” (HR. Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Allah memang membagi akhlak sebagaimana membagikan rezeki. Akan tetapi kita sebagai manusia tetap berusaha untuk memiliki akhlak mulia sebagaimana berusahanya kita untuk mendapatkan rezeki. Berusaha memiliki akhlak yang mulia tidak akan ada ruginya. Berbeda dengan orang yang memiliki banyak harta. Orang yang memiliki banyak harta hanya akan dinikmatinya saja di dunia, sedangkan orang yang memiliki akhlak akan dinikmatinya di dunia maupun di akhirat. Berikut dua keutamaan berakhlakul karimah yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Memberatkan Timbangan Amal

Hari kiamat adalah hari dimana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan amalannya ketika di dunia. Ada suau hari di hari kiamat yaitu hari pertimbangan. Pada hari itu amalan baik dan buruk manusia akan ditimbang oleh Allah sebagai penentu tempat tinggalnya di hari akhir. Apabila timbangan amal buruk lebih berat dari pada amal baik maka ia akan ditempatkan ke dalam neraka. Sebaliknya apabila timbangan amal baik lebih berat dari pada amal buruk maka akan dimasukkan ke dalam surga.

Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan amal baik pelakunya di akhirak kelak. Dalam riwayat hadits disebutkan:

عن أبى الدرداء رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَا مِنْ شَيءٍ فِي الِميزانِ أَثْقَلُ مِن حُسْنَ الخُلُقِ

Dari Abu Darda’ radliyallahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan dari pada akhlak yang baik” (HR. Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Dekat dan Dicintai oleh Nabi

Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah manusia terbaik. Barang siapa yang dicintai oleh beliau maka ia telah dicintai oleh manusia yang terbaik. Beliau juga manusia yang derajatnya tinggi disisi Allah. Barang siapa yang didekatkan oleh beliau maka ia telah ditinggikan derajatnya oleh Allah.

Dengan berakhlak mulia maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam akan mencintainya. Bahkan orang yang berakhlak mulia akan didekatkan oleh Allah tempatnya dengan beliau di hari kiamat. Dalam hadits disebutkan :

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جده – عمرو بن العاص – أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: أُخبِرُكُم بَأحَبِكُم إليَّ وأَقْرَبِكُم مِنِي مَجْلِسَاً يَومَ القِيَامَةِ؟ فَسَكَتَ القَومُ فَأَعَادَها مَرتَينِ أَوْ ثَلاثاً قَالَ: القومُ نَعم، يَا رَسُولَ اللَّهِ قال: أَحسَنُكُم خُلُقَاً

Dari ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya –‘Amr bin ‘Ash- Sesungguhnya ia mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Maukah kalian saya beri tahu tentang hal yang paling saya cintai dan paling dekat diantara kalian tempatnya denganku di hari kiamat?” Lalu kaum (muslimin) terdiam, kemudian beliau mengulangi kalimat itu hingga dua atau tiga kali, maka kaum (muslimin) menjawab : “Iya, wahai Rasulullah!” Beliau bersabda : “Yang paling baik akhlaknya diantara kalian.”  (HR. Bukhari fii Adab al-Mufrad)

Kesimpulan

  1. Akhlak adalah budi pekerti.
  2. Akhlak yang mulia disebut akhlakul karimah.
  3. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam adalah panutan dalam berakhlak.
  4. Beliau adalah pemilik akhlak yang agung.
  5. Hendaknya memilih perkara yang termudah ketika dihadapkan dua perkara.
  6. Hendaknya tidak melampiaskan kemarahan bila haknya diambil.
  7. Disyariatkan marah karena Allah apabila hak-Nya dilanggar.
  8. Berakhlak mulia memberatkan timbangan amal.
  9. Berakhlak mulia dicintai dan didekatkan dengan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam

Demikian uraian kami mengenai akhlak dalam Islam. Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai pribadi yang berakhlak mulia sehingga bias dicintai oleh beliau dan didekatkan kedudukannya di hari kiamat kelak. Amiin.

Penulis : Adam Rizkala
Editor: Gilang

0 Response to "Ayat Alqur'an dan Hadits yang Menjelaskan Tentang Pentingnya Akhlak Bagi Umat Muslim"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel