Adab yang Sebaiknya di Amalkan Ketika Akan Membaca Al-Qur'an
Cioaa.com - Hai Pembaca, Membaca ayat suci Al-qur'an ialah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada sang maha Pencipta. Karena Alqur'an berisi tentang berbagai macam pedoman kita menjalani kehidupan sebagai manusia.
Membaca Al Quran merupakan suatu amalan yang ringan apabila dikerjakan. Namun, pahala yang diperoleh dari membacanya sangatlah banyak. Setiap huruf yang terbaca akan dinilai sepuluh kebaikan oleh Allah. Sedangkan satu kebaikan nilainya lebih berharga dari pada dunia dan seisinya.
Tentunya membaca Al Quran tidaklah sama seperti membaca buku atau membaca koran. Dalam prakteknya, membaca Al Quran hendaknya disertai dengan adab. Apabila kita beradab ketika membacanya berarti kita telah ta’dzim dengan syi’arnya Allah.
Berikut ini beberapa adab yang hendaknya kita amalkan ketika membaca Al Quran.
- Bersiwak
Al Quran adalah kalam Allah yang sangat mulia. Ketika Al Quran itu dibacakan oleh seseorang maka ia akan melewati mulutnya. Karena kemuliaan Al Quran tersebut maka Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu menganjurkan bersiwak sebelum membaca Al Quran.
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ، قَالَ: إِنَّ أَفْوَاهَكُمْ طُرُقٌ لِلْقُرْآنِ، فَطَيِّبُوهَا بِالسِّوَاكِ
Dari Ali bin Abu Thalib ia berkata: “Sesungguhnya mulut-mulut kalian adalah jalan bagi Al Quran, maka bersihkanlah ia dengan siwak.” (HR. Ibnu Majah)
- Membaca Isti’adzah
Isti’adzah adalah kalimat meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala. Apabila seseorang membaca kalimat ini sebelum membaca Al Quran maka ia telah menyatakan permintaan lindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari syaithan yang dirajam agar tidak menggodanya ketika membaca Al Quran. Imam Ibnu Jarir berkata tentang kalimat isti’adzah dalam tafsirnya:
أستجيرُ بالله – دون غيره من سائر خلقه – من الشيطان أن يضرَّني في ديني، أو يصدَّني عن حق يلزَمُني لرَبي
Aku meminta perlindungan kepada Allah – dari selain-Nya yaitu semua makhluk-Nya – dari golongan setan agar ia tidak membahayakan agamaku dan mencegahku dari kebenaran yang telah menetapkanku untuk Tuhanku.
Membaca isti’adzah sebelum membaca Al Quran adalah perintah dari Allah subhanahu wata’ala.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (Q.S An-Nahl : 98)
- Membaca dengan Tartil
Al Quran adalah bacaan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam dengan bahasa Arab. Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang memiliki kaidah panjang dan pendek dalam pengucapannya. Apabila suatu huruf yang seharusnya dibaca panjang namun dibaca pendek, maka dapat merubah makna yang terkandung dalam kata tersebut.
Bahasa Arab juga dikenal dengan bahasa “ض”, yang mana huruf ini cara pengucapannya tidak dimiliki oleh bahasa selain Arab. Apabila cara pengucapannya salah maka juga akan merubah makna dari kata yang dikandungnya. Untuk menghindari kesalahan tersebut hendaknya kita membaca Al-Quran dengan cara yang tartil dan tidak terburu-buru.
Membaca Al Quran dengan tartil adalah perintah dari Allah subhanahu wata’ala.
وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
“. . . Dan bacalah Al Quran itu dengan tartil.” (Q.S Al-Muzammil : 4)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa membaca Al Quran dengan cara yang tartil dan tidak terburu-buru.
عَنِ أُمِّ سَلَمَةَ: أَنَّهَا سُئلت عَنْ قِرَاءَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَتْ: كَانَ يُقَطِّعُ قِرَاءَتَهُ آيَةً آيَةً،: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Dari Ummu Salamah: Sesungguhnya ia ditanya tentang qira’atnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, ia berkata: “Beliau memenggal-menggal qiraatnya ayat demi ayat, {Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil ‘alamin, Arrahmanirrahim, Malikiyaumiddin}” (HR. Ahmad)
- Menghiasi Al Quran dengan Suara
Keindahan adalah perkara yang dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala. Apabila Al Quran dihiasi dengan suara yang bagus maka akan menambah keindahan Al Quran itu sendiri. Bacaan Al Quran yang terhiasi oleh suara yang bagus akan berbeda dengan bacaan Al Quran tanpa hiasan. Suara yang bagus dalam membaca Al Quran dapat menambah kekhusyukan hati orang yang membaca maupun yang mendengarkan bacaannya. Namun, bacaan Al Quran yang tidak dihiasi dengan suara yang bagus maka akan terdengar monoton dan kurang enak didengarkan. Rasulullah sangat menganjurkan bahkan memuji orang yang menghiasi Al Quran dengan suara yang baik.
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
Dari Bara’ ibn ‘Azib, ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Hiasilah Al Quran dengan suara-suara kalian.” (HR. Abu Dawud)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: دَخَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَسْجِدَ فَسَمِعَ قِرَاءَةَ رَجُلٍ فَقَالَ: مَنْ هَذَا؟ فَقِيلَ: عَبْدُ اللَّهِ بْنُ قَيْسٍ، فَقَالَ: لَقَدْ أُوتِيَ هَذَا مِنْ مَزَامِيرِ آلِ دَاوُدَ
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memasuki masjid lalu mendengar qiraat seorang laki-laki. Lalu beliau bersabda: “Siapa ini?” Lalu dikatakan: “Abdullah bin Qais.” Beliau bersabda: “Niscaya sungguh orang ini telah diberikan bagian dari serulingnya keluarga Nabi Dawud.” (HR. Ibnu Majah)
Tentunya, suara yang dianjurkan untuk menghiasi Al Quran bukanlah suara yang dapat membuat lalai dari ingat Allah subhanahu wata’ala. Saat ini terdapat beberapa oknum yang menyuarakan Al Quran dengan suara yang tidak sepantasnya. Mereka menyuarakan Al Quran dengan memain-mainkannya hanya untuk hiburan semata. Tak jarang pula yang menyuarakan dan melagukan Al Quran hingga keluar dari aturan membacanya. Bahkan mereka sengaja membuat sensasi baru dalam menyuarakan Al Quran untuk mendapatkan bayaran dunia saja. Padahal suara yang dianjurkan dalam membaca Al Quran adalah suara yang menambah takutnya kepada Allah ketika didengarkan.
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ صَوْتًا بِالْقُرْآنِ، الَّذِي إِذَا سَمِعْتُمُوهُ يَقْرَأُ، حَسِبْتُمُوهُ يَخْشَى اللَّهَ
Dari Jabir, ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya termasuk sebaik-baiknya manusia adalah suaranya dengan Al Quran, yaitu ketika yang kalian dengarkan ia membaca maka kalian menyangka bahwa ia takut kepada Allah.” (HR. Ibnu Majah)
- Bertadabbur ketika Membacanya
Tadabbur adalah memperhatikan isi serta menghayati kandungan Al Quran ketika membaca atau dibacakan olehnya. Seorang yang tidak menghayati kandungan Al Quran ketika membacanya berarti perilakunya menyamai orang munafik. Ketika mereka dibacakan Al Quran maka mereka tidak mau memperhatikan isinya dan terdapat tutup yang terkunci di dalam hati mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Q.S Muhammad : 24)
Apabila kita bertadabbur dengan Al Quran berarti kita mencontoh perilaku Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Beliau senantiasa bertadabbur ketika membaca ayat Al Quran. Di dalam sebuah hadits diceritakan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: بِتُّ فِي بَيْتِ مَيْمُونَةَ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَهَا، فَلَمَّا كَانَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ، أَوْ بَعْضُهُ، قَعَدَ فَنَظَرَ إِلَى السَّمَاءِ، فَقَرَأَ: إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الأَلْبَابِ
Dari Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhuma, ia berkata: “Aku pernah bermalam di rumah Maimunah, sedangkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga di rumahnya. Ketika sepertiga malam yang akhir atau sebagiannya, beliau duduk dan melihat ke langit lalu membaca: {Sesungguhnya di dalam penciptaan lagit dan bumi, serta silih berhantinya malam dan suang, niscaya menjadi tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang yang berakal}” (HR. Bukhari)
Kesimpulan
- Dianjurkan bersiwak sebelum membaca Al Quran.
- Hendaknya membaca kalimat isti’adzah sebelum memulai membacanya.
- Bacalah Al Quran dengan tartil agar terhindar dari kesalahan.
- Disyariatkan menghiasi Al Quran dengan suara yang merdu.
- Suara yang dianjurkan untuk menghiasi Al Quran adalah suara yang ketika didengarkan membuat semakin khusyuk dan takut kepada Allah subhanahu wata’ala.
- Hendaknya bertadabbur dengan Al Quran ketika membacanya.
Penulis : Adam Rizkala
Editor: Gilang
0 Response to "Adab yang Sebaiknya di Amalkan Ketika Akan Membaca Al-Qur'an "
Post a Comment